MTQH Kecamatan Banyusari Menciptakan Generasi Muda Cinta Al-Qur’an Dan Hadist
Karawang, Jawa Barat , MM –
Pemerintahan Kecamatan Banyusari menggelar Musabaqah Tilawatil Qur’an dan Hadis (MTQH) serta lomba kaligrafi tingkat kecamatan. Kegiatan ini berlangsung meriah di halaman Kantor Kecamatan Banyusari. Rabu, 29/10/2025
Kegiatan MTQH berisi lomba-lomba dengan kategori Tartil, Tilawah dan Tahfidz Al-Quran yang pesertanya terdiri dari anak -anak , remaja dan dewasa hasil perwakilan desa se-Kecamatan Banyusari.

LoKegiatan ini bertujuan untuk membumikan Al Quran terutama generasi muda serta mencari bakat unggulan yang mana pemenang dari lomba pada acara ini akan mewakili Kecamatan Banyusari ke tingkat kabupaten Karawang.
Acara yang dibuka secara resmi oleh jajaran Muspika Kecamatan Banyusari tersebut turut dihadiri para kepala desa se-Kecamatan Banyusari, tokoh agama, guru pendamping, serta masyarakat sekitar. Sebanyak 53 peserta putra dan putri dari 12 desa yang ada di wilayah Kecamatan Banyusari turut ambil bagian dalam ajang bergengsi tahunan ini.
Dengan mengusung tema “Menciptakan Generasi Cinta Al-Qur’an untuk Mewujudkan Kecamatan Banyusari Berkah dan Sejahtera,” kegiatan MTQH kali ini menjadi wadah penting dalam menggali potensi keagamaan sekaligus mempererat silaturahmi antarwarga desa.
Ketua Panitia sekaligus Sekretaris Camat (Sekcam) Banyusari, Hamzah, dalam keterangannya menyampaikan bahwa kegiatan ini diikuti oleh peserta dari berbagai kategori usia.
“Usianya ada tingkat anak-anak dari 12 sampai 15 tahun, kemudian tingkat remaja. Semua perwakilan desa berpartisipasi penuh, semangatnya luar biasa,” ujarnya.
Lebih lanjut, Hamzah menjelaskan bahwa perlombaan ini merupakan bagian dari program tahunan pemerintah kecamatan yang selaras dengan program pembinaan keagamaan tingkat kabupaten.
“Kegiatan MTQH ini termasuk program rutin tahunan. Tiap desa memiliki perwakilan yang dibina, dan melalui kegiatan seperti ini kami bisa melihat potensi anak-anak yang nantinya akan dibina lebih lanjut untuk mewakili Banyusari di tingkat kabupaten bahkan provinsi,” tambahnya.
Jenis lomba yang dipertandingkan meliputi Tilawatil Qur’an, Hafalan Al-Qur’an (Hifdzil Qur’an), Syarhil Qur’an, serta Kaligrafi. Dari keempat cabang tersebut, kategori kaligrafi menjadi yang paling banyak diminati peserta.
“Kaligrafi cukup banyak pesertanya, hampir dari semua desa mengirimkan wakilnya. Ini menunjukkan bahwa minat anak-anak terhadap seni Islam juga tinggi,” terang Hamzah.
Kegiatan MTQH Kecamatan Banyusari dilaksanakan selama satu hari penuh. Meski singkat, acara berlangsung dengan khidmat dan penuh semangat. Para peserta tampil maksimal di hadapan dewan juri yang berasal dari unsur guru agama, penyuluh, dan tokoh masyarakat.
“Kegiatan ini kita gelar satu hari, tapi maknanya besar. Selain menjadi ajang lomba, juga menjadi ruang pembinaan bagi generasi muda agar lebih dekat dengan Al-Qur’an dan nilai-nilai Islam,” jelas Hamzah.
Hamzah menegaskan bahwa pelaksanaan MTQH tidak berhenti pada ajang lomba semata. Peserta yang menunjukkan bakat dan kemampuan luar biasa akan mendapatkan pembinaan lanjutan agar dapat mengikuti lomba di tingkat kabupaten, bahkan ke jenjang yang lebih tinggi.
“Ini bukan sekadar mencari juara, tapi mencari potensi. Anak-anak yang berprestasi akan kita bina dan persiapkan untuk ajang berikutnya yaitu tingkat kabupaten. Rencananya, tingkat kabupaten akan digelar pada bulan Desember nanti,” ungkapnya.
Hamzah juga mengapresiasi semangat seluruh peserta, para guru pendamping, dan pemerintah desa yang telah memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan tersebut. ”Alhamdulillah, semua desa berpartisipasi. Tidak ada yang absen. Ini membuktikan semangat kebersamaan dan kecintaan terhadap Al-Qur’an masih sangat kuat di Banyusari,” ujarnya.
Jurnalis: Rochman






